Negara Jepang
Ney hey hey mimin kali ini mau membahas mengenai Negara matahari terbit yang sebenarnya juga merupakan Negara yang mimin palingggg sukai hehheeh #plak udah deh dari pada mimin bicara ngelanturnya kepanjangan yukkk disimak aja
Untuk Negara satu ini banyak sekali julukan yang sering kita
dengar mulai dari negeri sakura, negeri matahari terbit dan negeri gudangnya
anime dan manga (untuk satu ini nanti akan mimin bahas juga kok). Kebudayaannya
yang beragam amatlah mengundang berbagai reaksi positif apa lagi banyak
wisatawan Internasional yang ingin sekali atau bahkan sudah jatih cinta dengan
Negeri Sakura ini.
kebudayaan jepang yang sampai saat ini masih dilakukan dalam
berbagai kesempatan misalkan perayaan hanami, di karenakan masyarakat jepang
mencintai kebudayaannya sendiri dan mau menjaganya. Orang jepang akan memakai
pakaian tradisionalnya yairu kimono untuk menghadiri upacara resepsi
pernikahan.
Banyak kebudayaan yang mungkin sudah kalian lihat, dengar
bahkan kagumi dari negeri sakura ini. Salah satu Contohnya :
1. Kabuki
sebuah bentuk teater klasik yang mengalami evolusi/perubahan pada awal abad
ke-17. Ciri khasnya berupa irama kalimat demi kalimat yang diucapkan oleh para
aktor, kostum yang super-mewah, make-up yang mencolok (kumadori), serta
penggunaan peralatan mekanis untuk mencapai efek-efek khusus di panggung.
Make-up menonjolkan sifat dan suasana hati tokoh yang dibawakan aktor. Mungkin bisa
disamakan dengan Budaya Indonesia yaitu Wayang orang. Kebanyakan lakon mengambil tema masa abad
pertengahan atau zaman Edo, dan semua aktor, sekalipun yang memainkan peranan
sebagai wanita,adalah pria.
2.
Shodo
Dalam bahasa
jepang yang artinya Kaligrafi (the Way of Brush) adalah salah satu bentuk seni
yang telah di pelajari selama lebih dari 3000 tahun yang lalu. Pengetahuan akan
seni kaligrafi adalah salah satu langkah yang penting di dalam memahami budaya
Jepang. Kaligrafi bukan hanya sebuah latihan menulis yang baik, tetapi lebih
merupakan awal mulanya bentuk seni dari oriental. Kaligrafi adalah sebuah kombinasi
antara skill dan imajinasi seseorang yang telah belajar secara intensive
penggunaan kombinasi-kombinasi garis-garis. (Kenji shodokai).
3.
Bon odori
Acara menari bersama yang disebut Bon Odori (盆踊り/ tari Obon) dilangsungkan sebagai penutup
perayaan Obon. Pada umumnya, Bon Odori ditarikan bersama-sama tanpa mengenal
jenis kelamin dan usia di lingkungan kuil agama Buddha atau Shinto. Konon
gerakan dalam Bon Odori meniru arwah leluhur yang menari gembira setelah lepas
dari hukuman kejam di neraka.
Bon Odori merupakan puncak dari semua festival musim panas (matsuri) yang
diadakan di Jepang. Pelaksanaan Bon Odori memilih saat terang bulan yang
kebetulan terjadi pada tanggal 15 Juli atau 16 Juli menurut kalender Tempō. Bon
Odori diselenggarakan pada tanggal 16 Juli karena pada malam itu bulan sedang
terang-terangnya dan orang bisa menari sampai larut malam.
Belakangan ini, Bon Odori tidak hanya diselenggarakan di lingkungan kuil
Shinto. Penyelenggara Bon Odori sering tidak ada hubungan sama sekali dengan
organisasi keagamaan. Bon Odori sering dilangsungkan di tanah lapang, di depan
stasiun kereta api atau di ruang-ruang terbuka tempat orang banyak berkumpul
4.
NOH dance
Noh atau No (Jepang: 能 Nō) ialah bentuk utama drama musik Jepang klasik yang telah
dipertunjukkan sejak abad ke-14. Penceritaan tidak hanya dilakukan dengan
dialog tapi juga dengan utai (nyanyian), hayashi (iringan musik), dan
tari-tarian. Ciri khas lainnya adalah sang aktor utama yang berpakaian kostum
sutera bersulam warna-warni, dan mengenakan topeng kayu berlapis lacquer.
Topeng-topeng itu menggambarkan tokoh-tokoh seperti orang yang sudah tua,
wanita muda atau tua, dewa, hantu, dan anak laki-laki. Pelakon menggunakan
topeng dan menari secara lambat. Zeami Motokiyo dan ayahnya Kan’ami membawa Noh
kepada bentuk terkininya selama masa Muromachi.
5. Ohanami
festival melihat berkembangnya bunga sakura, orang jepang biasanya menyempatkan
dirinya dalam satu tahun sekali untuk melihat bunga sakura berkembang.
bunga sakura hanya berkembang -/+ seminggu saja dalam satu tahun.
tepatnya pada musim HARU atau musim SEMI.
6.
Ojigi
sikap menghormati yaitu dengan menundukkan badan sedikit ke depan.
biasanya dipakai saat mengucapkan salam (aisatsu), mengucapkan selamat, baik
itu ulang tahun, kemenangan, dll. Juga dipakai pada saat meminta maaf.
7.
Matsuri
Matsuri berasal
dari kata matsuru (祀る, matsuru/menyembah, memuja) yang berarti pemujaan terhadap
Kami atau ritual yang terkait. Dalam teologi agama Shinto dikenal empat unsur
dalam matsuri: penyucian (harai), persembahan, pembacaan doa (norito), dan
pesta makan. Matsuri yang paling tua yang dikenal dalam mitologi Jepang adalah
ritual yang dilakukan di depan Amano Iwato.
Matsuri (祭, Matsuri) adalah kata dalam
bahasa Jepang yang menurut pengertian agama Shinto berarti ritual yang
dipersembahkan untuk Kami, sedangkan menurut pengertian sekularisme berarti
festival, perayaan atau hari libur perayaan.
8.
Kyogen
adalah sebuah
bentuk teater klasik lelucon yang dipagelarkan dengan aksi dan dialog yang amat
bergaya. Ditampilkan di sela-sela pagelaran noh, meski sekarang terkadang
ditampilkan secara tunggal.
9.
Bunraku
yang menjadi
populer sekitar akhir abad ke-16, merupakan jenis teater boneka yang dimainkan
dengan iringan nyanyian bercerita dan musik yang dimainkan dengan shamisen
(alat musik petik berdawai tiga). Bunraku dikenal sebagai salah satu bentuk
teater boneka yang paling halus di dunia.
10. Upacara Minum Teh
Upacara minum
teh (sado atau chado) adalah tata-cara yang diatur sangat halus dan
teliti untuk menghidangkan dan minum teh hijau matcha (dalam bentuk bubuk). Ada
hal yang lebih penting daripada ritual membuat dan menyajikan teh, karena
upacara ini merupakan rangkaian seni yang mendalam yang membutuhkan pengetahuan
yang luas dan kepekaan yang sangat halus. Sado juga menjajaki tujuan hidup dan
mendorong timbulnya apresiasi terhadap alam
11. Ikebena
Seni merangkai
bunga Jepang (ikebana), yang mengalami evolusi di Jepang selama tujuh abad,
berasal dari sajian bunga Budhis di masa awalnya.Seni ini berbeda dengan
penggunaan bunga yang murni bersifat dekoratif saja, karena setiap unsur dari
sebuah karya ikebana dipilih secara sangat cermat termasuk bahan tanaman, wadah
di mana ranting dan bunga akan ditempatkan, serta keterkaitan ranting-ranting
dengan wadahnya dan ruang di sekitarnya.
12. Perayaan Hanami
Hanami (hana wo miru = melihat bunga) atau ohanami adalah
tradisi Jepang dalam menikmati keindahan bunga, khususnya bunga sakura.
Mekarnya bunga sakura merupakan lambang kebahagiaan telah tibanya musim semi.
Selain itu, hanami juga berarti piknik dengan menggelar tikar untuk pesta
makan- makan di bawah pohon sakura. Seperti layaknya pesta kebun.
0 comments:
Post a Comment