Zaman Nara
Zaman Nara pada abad ke-8 ditandai oleh negara Jepang yang kuat.
Pada tahun
710, Kaisar Gemmei mengeluarkan perintah kekaisaran yang memindahkan ibu kota
ke Heijō-kyō yang sekarang bernama Nara. Heijō-kyō dibangun dengan mencontoh ibu kota Dinasti Tang di Chang'an (sekarang disebut Xi'an).
Sepanjang zaman Nara, perkembangan politik sangat terbatas.
Anggota keluarga kekaisaran berebut kekuasaan dengan biksu dan bangsawan,
termasuk dengan klan Fujiwara. Hubungan luar negeri berlangsung
dengan Silla dan hubungan formal dengan Dinasti Tang. Pada 784, ibu kota dipindahkan
ke Nagaoka-kyō untuk menjauhkan istana dari pengaruh
para biksu, sebelum akhirnya dipindahkan ke Heian-kyō (Kyoto).
Penulisan sejarah Jepang berpuncak pada awal abad ke-8 dengan
selesainya penyusunan kronik Kojiki (712) dan Nihon Shoki (720). Dalam kedua buku sejarah tersebut
dikisahkan sejarah Jepang mulai dari awal sejak zaman mitologi Jepang. Di dalamnya ditulis tentang pendirian Jepang
pada tahun 660 SM oleh Kaisar Jimmu yang keturunan langsung dari Amaterasu. Menurut kedua kronik tersebut Kaisar Jimmu merupakan leluhur
dari garis keturunan kaisar yang sekarang. Kaisar Jimmu sering dianggap sebagai
kaisar mitos karena kaisar pertama berdasarkan bukti-bukti sejarah adalah Kaisar Ōjin yang tahun-tahun masa pemerintahannya tidak diketahui
dengan jelas. Sejak zaman Nara, kekuasaan politik tidak selalu berada di tangan
kaisar, melainkan di tangan bangsawan istana, shogun, militer, dan sekarang di tangan perdana menteri.
Sumber :
* Wikipedia
bahasa Indonesia
0 comments:
Post a Comment